Kebudayaan yang masuk ke Indonesia
Indonesia merupakan Negara yang memiliki kepulauan yang terbesar di dunia. Secara geografis Indonesia terletak di jalur lalu lintas dunia yaitu berada di antara dua benua (Asia dan Australia) dan terletak pada dua samudera (Samudera Pasifik dan Samudera Hindia). Di sepanjang sejarahnya wilayah kepulauan nusantara menjadi pusat perhatian bangsa-bangsa dari belahan bumi lain.Berdasarkan letak geografis Indonesia tersebut, menempatkan Indonesia di titik persilangan salah satu jalur lalu lintas utama dunia yang menghubungkan anak benua India dan sekitarnya dengan Cina, Eropa, serta Timur Jauh, dunia lama sampai dengan berbagai bagian penting dari dunia baru.
Pada permulaan tarikh masehi, di Benua Asia terdapat dua negeri besar yang tingkat peradabannya dianggap sudah tinggi, yaitu India dan Cina. Kedua negeri ini menjalin hubungan ekonomi dan perdagangan yang baik. Arus lalu lintas perdagangan dan pelayaran berlangsung melalui jalan darat dan laut. Salah satu jalur lalu lintas laut yang dilewati India-Cina adalah Selat Malaka.
Indonesia yang terletak di jalur posisi silang dua benua dan dua samudera, serta berada di dekat Selat Malaka memiliki keuntungan, yaitu :
1. Sering dikunjungi bangsa-bangsa asing, seperti India, Cina, Arab, dan Persia,
2. Kesempatan melakukan hubungan perdagangan Internasional terbuka lebar,
3. Pergaulan dengan bangsa-bangsa lain semakin luas, dan
4. Pengaruh asing masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha
AGAMA HINDU
Keterlibatan bangsa Indonesia dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional menyebabkan timbulnya percampuran budaya. India merupakan negara pertama yang memberikan pengaruh kepada Indonesia, yaitu dalam bentuk budaya Hindu. Ada beberapa hipotesis yang dikemukakan para ahli tentang proses masuknya budaya Hindu ke Indonesia.
1. Hipotesis Brahmana : Hipotesis ini mengungkapkan bahwa kaum brahmana amat berperan dalam upaya penyebaran budaya Hindu di Indonesia. Para brahmana mendapat undangan dari penguasa Indonesia untuk menobatkan raja dan memimpin upacara-upacara keagamaan. Pendukung hipotesis ini adalah mendirikan koloni-koloni baru sebagai tempat tinggalnya. Di tempat itu pulaterjadi proses penyebaran agama dan budaya Hindu. F.D.K. Boschadalah salah seorang pendukung hipotesis ksatria.
3. Hipotesis Waisya : Menurut para pendukung hipotesis waisya, kaumwaisya yang berasal dari kelompok pedagang telah berperan dalam menyebarkan budaya Hindu ke Nusantara. Para pedagang banyak berhubungan dengan para penguasa beserta rakyatnya. Jalinan hubungan itu telah membuka peluang bagi terjadinya proses penyebaran budaya Hindu. N.J.Krom adalah salah satu pendukung dari hipotesiswaisya
4. Hipotesis SudraVon van Faber : mengungkapkan bahwa peperangan yang tejadi di India telah menyebabkan golongan sudra menjadi orang buangan. Mereka kemudian meninggalkan India dengan mengikuti kaum waisya. Dengan jumlah yang besar, diduga golongan sudralah yang memberi andil dalam penyebaran budaya Hindu ke Nusantara.
Agama Hindu berkembang di India pada ± tahun 1500SM. Sumber ajaran Hindu terdapat dalam kitab sucinya yaitu Weda. Kitab Weda terdiri atas 4 Samhitaatau “himpunan” yaitu:
1. Reg Weda, berisi syair puji-pujian kepada para dewa.
2. Sama Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci.
3. Yajur Weda, berisi mantera-mantera untuk upacara keselamatan.
4. Atharwa Weda, berisi doa-doa untuk penyembuhan penyakit.
Di samping kitab Weda, umat Hindu juga memiliki kitab suci lainnya yaitu:
1. Kitab Brahmana, berisi ajaran tentang hal-hal sesaji.
2. Kitab Upanishad, berisi ajaran ketuhanan dan makna hidup.
Agama Hindu menganut polytheisme (menyembah banyak dewa), diantaranya Trimurti atau “Kesatuan Tiga Dewa Tertinggi” yaitu:
1. Dewa Brahmana,sebagai dewa pencipta.
2. Dewa Wisnu,sebagai dewa pemelihara dan pelindung.
3. Dewa Siwa, sebagai dewa perusak.
Selain Dewa Trimurti, ada pula dewa yang banyak dipuja yaitu Dewa Indra pembawa hujan yang sangat penting untuk pertanian, serta Dewa Agni (api) yang berguna untuk memasak dan upacara-upacara keagamaan. Menurut agama Hindu masyarakat dibedakan menjadi 4 tingkatan atau kasta yang disebut Caturwarna yaitu :
1. Kasta Brahmana, terdiri dari para pendeta.
2. Kasta Ksatria, terdiri dari raja, keluarga raja, danbangsawan.
3. Kasta Waisya, terdiri dari para pedagang, danburuh menengah.
4. Kasta Sudra, terdiri dari para petani, buruh kecil,dan budak.
Selain 4 kasta tersebut terdapat pula golongan pharia atau candala, yaitu orang di luar kasta yang telah melanggar aturan-aturan kasta.
Orang-orang Hindu memilih tempat yang dianggap suci misalnya, Benares sebagai tempat bersemayamnya Dewa Siwa serta Sungai Gangga yang airnya dapat mensucikan dosa umat Hindu,sehingga bisa mencapai puncak nirwana.
Peninggalan Sejarah Bercorak Hindu di Indonesia
Masuknya Agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh para pedagang dari India. Di antara pedagang tersebut ada yang menetap di Indonesia dan membawa pengaruh agama dan kebudayaan mereka. Kebudayaan Hindu di masa lampau mewariskan bermacam-macam peninggalan sejarah. Peninggalan sejarah yang bercorak kebudayaan Hindu antara lain candi, prasasti, patung, karya sastra (kitab), dan tradisi.
. Tersebarnya agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia berpengaruh luas dalam kehidupan masyarakat Indonesia, diantaranya :
- Kepercayaan
Bangsa Indonesia mulai menganut agama Hindudan Budha walaupun tidak meninggalkan kepercayaan aslinya, seperti pemujaan terhadap roh nenek moyang.
seperti tradisi - tradisi yang masih dilakukan oleh agama Hindu yaitu :
Tradisi adalah kebiasaan nenek moyang yang masih dijalankan oleh masyarakat saat ini. Tradisi agama Hindu banyak ditemukan di daerah Bali karena penduduk Bali sebagian besar beragama Hindu. Tradisi agama Hindu yang berkembang di Bali, antara lain:
- Upacara nelubulanin ketika bayi berumur 3 bulan.
- Upacara potong gigi (mapandes).
- Upacara pembakaran mayat yang disebut Ngaben. Dalam tradisi Ngaben, jenazah dibakar beserta sejumlah benda berharga yang dimiliki orang yang dibakar.
- Ziarah, yaitu mengunjungi makam orang suci dan tempat suci leluhur seperti candi.
- Sosial
Dalam bidang sosial, terjadi bentuk perubahan dalam tata kehidupan sosial masyarakat. Misalnya dalam masyarakat Hindu diperkenalkan adanya sistem kasta.
- Ekonomi
- Arsitektur
Salah satu tradisi megalitikum adalah bangunan punden berundak-undak. Tradisi tersebut berpadu dengan budaya India yang mengilhami pembuatan bangunan candi.
Candi-candi peninggalan agama Hindu
No. | Nama Candi | Lokasi Penemuan | Pembuatan | Peninggalan |
1 | Prambanan | Yogyakarta | Abad ke-7 M | Mataram Lama |
2 | Dieng | Dieng, Jawa Tengah | Abad ke-7 M | Mataram Lama |
3 | Badut | Malang, Jawa Timur | Tahun 760 M | Kanjuruhan |
4 | Canggal | Jawa Tengah | Abad ke-8 M | Mataram Lama |
5 | Gedong Sanga | Jawa Tengah | Abad ke-8 M | Mataram Lama |
6 | Penataran | Blitar, Jawa Timur | Abad ke-11 M | Kediri |
7 | Sawentar | Blitar Jawa Timur | Abad ke-12 M | Singasari |
8 | Candi Kidal | Jawa Timur | Abad ke-12 M | Singasari |
9 | Singasari | Jawa Timur | Abad ke-12 M | Singasari |
10 | Sukuh | Karang Anyar, Jateng | Abad ke-13 M | Majapahit |
- Bahasa
Kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti yang sebagian besar berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Dalam perkembangan selanjutnya bahkan hingga saat ini, bahasa Indonesia memperkaya diri dengan bahasa Sanskerta itu. Kalimat atau kata-kata bahasa Indonesia yang merupakan hasil serapan dari bahasa Sanskerta, yaitu Pancasila, DasaDharma, Kartika Eka Paksi, Parasamya PurnakaryaNugraha, dan sebagainya.
Prasasti
Prasasti adalah benda peninggalan sejarah yang berisi tulisan dari masa lampau. Tulisan itu dicatat di atas batu, logam, tanah liat, dan tanduk binatang. Prasasti peninggalan Hindu ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Prasasti tertua adalah Prasasti Yupa, dibuat sekitar tahun 350-400 M. Prasasti Yupa berasal dari Kerajaan Kutai. Yupa adalah tiang batu yang digunakan pada saat upacara korban. Hewan kurban ditambatkan pada tiang ini. Prasasti Yupa terdiri dari tujuh batu bertulis. Isi Prasasti Yupa adalah syair yang mengisahkan Raja Mulawarman. Berikut ini daftar prasasti-prasasti peninggalan kebudayaan Hindu.
Prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu
No. | Nama Prasasti | Lokasi Penemuan | Pembuatan | Peninggalan |
1 | Kutai | Kutai, Kaltim | Abad ke-4 M | Kutai |
2 | Ciaruteun | Bogor, Jabar | Abad ke-5 M | Tarumanegara |
3 | Tugu | Cilincing, Jakut | Abad ke-5 M | Tarumanegara |
4 | Jambu | Bogor, Jabar | Abad ke-5 M | Tarumanegara |
5 | Kebon Kopi | Bogor, Jabar | Abad ke-5 M | Tarumanegara |
6 | Cidanghiang | Pandeglang | Abad ke-5 M | Tarumanegara |
7 | Pasir Awi | Leuwiliang, Jabar | Abad ke-5 M | Tarumanegara |
8 | Muara Cianten | Bogor, Jabar | Abad ke-5 M | Tarumanegara |
9 | Canggal | Magelang, Jateng | Abad ke-7 M | Mataram Lama |
10 | Kalasan | Yogyakarta | Tahun 732 M | Mataram Lama |
11 | Dinoyo | Malang, Jatim | Tahun 760 M | Mataram Lama |
12 | Kedu | Temanggung, Jateng | Tahun 778 M | Mataram Lama |
13 | Sanur | Bali | Abad ke-9 M | Bali |
- Sastra
Karya sastra (kitab)
Karya sastra peninggalan kerajaan Hindu berbentuk kakawin atau kitab. Kitab-kitab peninggalan itu berisi catatan sejarah. Umumnya karya sastra peninggalan sejarah Hindu ditulis dengan huruf Pallawa dalam bahasa Sansekerta pada daun lontar. Karya sastra yang terkenal antara lain Kitab Baratayuda dan Kitab Arjunawiwaha. Kitab Baratayuda dikarang Empu Sedah dan Empu Panuluh. Kitab Baratayuda berisi cerita keberhasilan Raja Jayabaya dalam mempersatukan Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala. Kitab Arjunawiwaha berisi pengalaman hidup dan keberhasilan Raja Airlangga. Berikut ini daftar kitab-kitab peninggalan sejarah Hindu di Indonesia.
Kitab-kitab peninggalan sejarah Hindu
No. | Nama Kitab | Lokasi Penemuan | Pembuatan | Peninggalan |
1 | Carita Parahayangan | Bogor, Jabar | Abad ke-5 M | Tarumanegara |
2 | Kresnayana | Bogor, Jabar | Abad ke-5 M | Tarumanegara |
3 | Arjunawiwaha | Kahuripan, Jatim | Abad ke-10 M | Medang Kemulan |
4 | Lubdaka | Kediri, Jatim | Abad ke-11 M | Kediri |
5 | Baratayuda | Kediri, Jatim | Abad ke-12 M | Kediri |
- . Kebudayaan
Pengaruh kebudayaan Hindu terlihat dari hasil-hasil kebudayaan seperti bangunan candi, senisastra, berupa cerita-cerita epos diantaranya Epos Mahabharata dan Epos Ramayana. Pengaruh lainnya adalah sistem tulisan,patung . Kebudayaan Hindu amat berperan memperkenalkan sistem tulisan dan cerita di masyarakat Indonesia.
. Patung
Wujud patung Hindu antara lain hewan dan manusia. Patung berupa hewan dibuat karena hewan tersebut dianggap memiliki kesaktian. Patung berupa manusia dibuat untuk mengabadikan tokoh tertentu dan untuk menggambarkan dewa dewi. Contoh patung peninggalan kerajaan Hindu yang terkenal adalah Patung Airlangga sedang menunggang garuda. Dalam patung itu, Airlangga digambarkan sebagai penjelmaan Dewa Wisnu.
Patung-patung peninggalan kerajaan Hindu
No. | Nama Patung | Lokasi Penemuan | Pembuatan | Peninggalan |
1 | Trimurti | - | - | - |
2 | Dwarapala | Bogor, Jabar | Abad ke-5 M | Tarumanegara |
3 | Wisnu Cibuaya I | Cibuaya, Jabar | Abad ke-5 M | Tarumanegara |
4 | Wisnu Cibuaya II | Cibuaya, Jabar | Abad ke-5 M | Tarumanegara |
5 | Rajasari | Jakarta | Abad ke-5 M | Tarumanegara |
6 | Airlangga | Medang Kemulan | Abad ke-10 M | Medang Kemulan |
7 | Ken Dedes | Kediri, Jatim | Abad ke-12 M | Kediri |
8 | Kertanegara | Jawa Timur | Abad ke-12 M | Singasari |
9 | Kertarajasa | Mojekerto, Jatim | Abad ke-13 M | Majapahit |
AGAMA BUDDHA
Agama Buddha diajarkan oleh Sidharta Gautama di India pada tahun ± 531 SM. Ayahnya seorang raja bernama Sudhodana dan ibunya Dewi Maya. Buddha artinya orang yang telah sadar dan ingin melepaskan diri dari samsara. Kitab suci agama Buddha yaitu Tripittaka artinya “TigaKeranjang” yang ditulis dengan bahasa Poli. Adapun yang dimaksud dengan Tiga Keranjang adalah:
1. Winayapittaka : Berisi peraturan-peraturan dan hukum yang harus dijalankan oleh umat Buddha.
2. Sutrantapittaka : Berisi wejangan-wejangan atauajaran dari sang Buddha.
3. Abhidarmapittaka : Berisi penjelasan tentangsoal-soal keagamaan.
Pemeluk Buddha wajib melaksanakan Tri Dharma atau“Tiga Kebaktian” yaitu:
1. Buddha yaitu berbakti kepada Buddha.
2. Dharma yaitu berbakti kepada ajaran-ajaran Buddha.
3. Sangga yaitu berbakti kepada pemeluk-pemelukBuddha.
Disamping itu agar orang dapat mencapai nirwanaharus mengikuti 8 (delapan) jalan kebenaran atau Astavidha yaitu:
1. Pandangan yang benar.
2. Niat yang benar
3. Perkataan yang benar
4. Perbuatan yang benar.
5. Penghidupan yang benar.
6. Usaha yang benar
7. Perhatian yang benar.
8. Bersemedi yang benar.
Karena munculnya berbagai penafsiran dari ajaran Buddha, akhirnya menumbuhkan dua aliran dalam agama Buddha yaitu:
1. Buddha Hinayana, yaitu setiap orang dapat mencapai nirwana atas usahanya sendiri.
2. Buddha Mahayana, yaitu orang dapat mencapai nirwana dengan usaha bersama dan saling membantu.
Pemeluk Buddha juga memiliki tempat-tempat yang dianggap suci dan keramat yaitu :
1. Kapilawastu, yaitu tempat lahirnya Sang Buddha.
2. Bodh Gaya, yaitu tempat Sang Buddha bersemedidan memperoleh Bodhi.
3. Sarnath/ Benares, yaitu tempat Sang Buddhamengajarkan ajarannya pertama kali.
4. Kusinagara, yaitu tempat wafatnya Sang Buddha.
Peninggalan Sejarah Bercorak Buddha di Indonesia
Agama Buddha berasal dari India. Agama Buddha masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya agama Hindu. Agama Hindu berkembang setelah agama Buddha. Namun, persebaran agama Hindu lebih cepat dari pada persebaran agama Buddha. Hal ini terbukti dari lebih banyaknya kerajaan Hindu daripada kerajaan Buddha.
Pusat-pusat kerajaan Buddha terdapat di Sumatra dan beberapa daerah di Jawa. Berikut peninggalan-peninggalan sejarah bercorak Buddha di Indonesia.
- Sastra
Karya sastra (kitab)
Ada beberapa karya sastra peninggalan sejarah yang bercorak Buddha. Salah satu karya sastra bercorak Buddha yang terkenal adalah Kitab Sutasoma. Kitab ini dikarang oleh Mpu Tantular. Kitab Sutasoma menceritakan kisah Raden Sutasoma. Kisah ini mengajarkan pengorbanan dan belas kasih yang harus ditempuh seseorang untuk mencapai kesempurnaan tertinggi. Salah satu ungkapan yang terkenal dari Kitab Sutasoma adalah “Bhinneka Tunggal lka Tan Hana Dharma Mangrwa.” Berikut ini daftar karya sastra atau kitab-kitab peninggalan sejarah yang bercorak Buddha.
- Kitab-kitab peniggalan agama Buddha di Indonesia
No. Nama Kitab Lokasi Penemuan Pembuatan Peninggalan 1 Negara Kertagama Jawa Timur Abad ke-13 M Majapahit 2 Sutasoma Jawa Timur Abad ke-13 M Majapahit 3 Pararaton Jawa Timur Abad ke-13 M Majapahit 4 Ranggalawe Jawa Timur Abad ke-13 M Majapahit 5 Arjunawiwaha Jawa Timur Abad ke-13 M Majapahit - Kepercayaan
Bangsa Indonesia mulai menganut agama Hindudan Budha walaupun tidak meninggalkan kepercayaan aslinya, seperti pemujaan terhadap roh nenek moyang.
Tradisi agama Buddha yang sekarang ini kita jumpai banyak dipengaruhi oleh budaya Cina. Tradisi agama Buddha yang ada, misalnya berdoa di wihara. Tradisi lain agama Buddha yang masih ada adalah ziarah. Ziarah dilakukan dengan mengunjungi tempat suci leluhur seperti candi. Kegiatan yang dilakukan pada saat ziarah adalah membaca doa dan membawa sesajen.
- Bahasa
Di Sumatra Selatan ditemukan beberapa prasasti warisan Kerajaan Sriwijaya. Di sekitar Palembang ditemukan Prasasti Telaga Batu, Prasasti Talang Tuwo, dan Prasasti Kedukan Bukit. Ketiganya menceritakan berdirinya kerajaan Sriwijaya. Prasasti Karang Berahi dan Prasasti Kota Kapur ditemukan di Jambi dan Bangka. Kedua prasasti itu menceritakan wilayah kekuasaan Sriwijaya.
Patung yang bercorak Buddha biasanya berupa arca Sang Buddha Gautama. Arca Sang Buddha Gautama pertama kali ditemukan di Sikendeng, Sulawesi Selatan. Berikut ini daftar patung atau arca peninggalan sejarah Buddha.
Patung atau arca peniggalan agama Buddha
No. | Nama Patung | Lokasi Penemuan | Pembuatan | Peninggalan |
1 | Patung Buddha | Sikendeng | Abad ke-2 M | - |
2 | Arca Bhumisparsa Mudra | Jawa Tengah | Abad ke-8 M | Mataram Lama |
3 | Arca Dhyana Mudra | Jawa Tengah | Abad ke-8 M | Mataram Lama |
4 | Arca Abhaya Mudra | Jawa Tengah | Abad ke-8 M | Mataram Lama |
5 | Arca Vitarka Mudra | Jawa Tengah | Abad ke-8 M | Mataram Lama |
6 | Dharmacakra Mudra | Jawa Tengah | Abad ke-8 M | Mataram Lama |
7 | Arca Vara Mudra | Jawa Tengah | Abad ke-8 M | Mataram Lama |
8 | Arca Buddha | Palembang | Abad ke-8 M | Sriwijaya |
- Arsitektur
Salah satu tradisi megalitikum adalah bangunan punden berundak-undak. Tradisi tersebut berpadu dengan budaya India yang mengilhami pembuatan bangunan candi. Jika kita memperhatikan CandiBorobudur, akan terlihat bahwa bangunannya berbentuk limas yang berundak-undak. Hal inimenjadi bukti adanya paduan budaya India-Indonesia.
Candi-candi Buddha digunakan sebagai tempat pemujaan. Ciri candi Buddha adalah adanya stupa dan patung Sang Buddha Gautama. Stupa adalah bangunan dari batu tempat menyimpan patung Sang Buddha. Beberapa Candi Buddha dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Candi-candi peniggalan agama Buddha
No. | Nama Candi | Lokasi Penemuan | Pembuatan | Peninggalan |
1 | Sewu | Jawa Tengah | Abad ke-7 M | Mataram Lama |
2 | Plaosan | Jawa Tengah | Abad ke-7 M | Mataram Lama |
3 | Mendut | Jawa Tengah | Abad ke-7 M | Mataram Lama |
4 | Borobudur | Jawa Tengah | Tahun 770-842 M | Mataram Lama |
5 | Muara Takus | Sumatra Selatan | Abad ke-8 M | Sriwijaya |
6 | Jago | Malang, Jawa Timur | Abad ke-12 M | Singasari |
7 | Sari | Jawa Tengah | Abad ke-13 M | Majapahit |
8 | Pawon | Jawa Tengah | Abad ke-13 M | Majapahit |
9 | Tikus | Mojokerto, Jawa Timur | Abad ke-13 M | Majapahit |
Dan pengaruh ekonomi ,ke agamaan dan pemerintahan pada masa Hindu Budha adalah :
- Dalam bidang ekonomi, tidak begitu besar pengaruh dan perubahannya, karena masyarakat Indonesia telah mengenal aktifitas perekonomian melalui pelayaran dan perdagangan jauh sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha.
- Dalam bidang keagamaan, Ketika memasuki zaman sejarah, masyarakat d iIndonesia telah menganut kepercayaan animism dan dinamisme. Masyarakat mulai menerima sistem kepercayaan baru, yaitu agama Hindu-Buddha sejak berinteraksi dengan orang-orang India. Budaya baru tersebut membawa perubahan pada kehidupan keagamaan, misalnya dalam hal tata krama, upacara-upacara pemujaan, dan bentuk tempat peribadatan.
- Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan olehorang-orang India. Dalam sistem ini kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan. Oleh karena itu, lahir kerajaan-kerajaan,seperti Kutai, Tarumanegara, dan Sriwijaya.
Agama Islam
Agama Islam
adalah agama mayoritas yang dipeluk oleh masyarakat Indonesia. Penyebaran agama
Islam dilakukan oleh para pedagang baik itu Arab, Persia maupun India. Di
samping para pedagang, para Wali Songo memegang peranan penting dalam
penyebaran agama islam di Pulau Jawa. Islam mampu dengan cepat berkembang di
Indonesia dikarenakan banyak hal. Umat islam Indonesia adalah terbesar di dunia.
Sebelum Islam masuk dan berkembang, Indonesia sudah memiliki corak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha .
Dengan masuknya Islam, Indonesia kembali mengalami proses akulturasi (proses bercampurnya dua (lebih) kebudayaan karena percampuran bangsa-bangsa dan saling mempengaruhi), yang melahirkan kebudayaan baru yaitu kebudayaan Islam Indonesia. Masuknya Islam tersebut tidak berarti kebudayaan Hindu dan Budha hilang.
Bentuk budaya sebagai hasil dari proses akulturasi tersebut, tidak hanya bersifat kebendaan/material tetapi juga menyangkut perilaku masyarakat Indonesia.
Contoh - contoh wujud budaya yang sudah mengalami proses akulturasi seperti :
- Seni Bangunan
Wujud akulturasi dalam seni bangunan dapat terlihat pada bangunan masjid, makam, istana. Untuk lebih jelasnya silahkan Anda simak gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Masjid Aceh merupakan salah satu masjid kuno di Indonesia.
Wujud akulturasi dari masjid kuno seperti yang tampak pada gambar 1 memiliki ciri sebagai berikut:
- Atapnya berbentuk tumpang yaitu atap yang bersusun semakin ke atas semakin kecil dari tingkatan paling atas berbentuk limas. Jumlah atapnya ganjil 1, 3 atau 5. Dan biasanya ditambah dengan kemuncak untuk memberi tekanan akan keruncingannya yang disebut dengan Mustaka.
- Tidak dilengkapi dengan menara, seperti lazimnya bangunan masjid yang ada di luar Indonesia atau yang ada sekarang, tetapi dilengkapi dengan kentongan atau bedug untukmenyerukan adzan atau panggilan sholat. Bedug dan kentongan merupakan budaya asli Indonesia.
- Letak masjid biasanya dekat dengan istana yaitu sebelah barat alun-alun atau bahkan didirikan di tempat-tempat keramat yaitu di atas bukit atau dekat dengan makam.
Mengenai contoh masjid kuno selain seperti yang tampak pada gambar 1 Anda dapat memperhatikan Masjid Agung Demak, Masjid Gunung Jati (Cirebon), Masjid Kudus dan sebagainya.
2.Seni Rupa
Tradisi Islam tidak menggambarkan bentuk manusia atau hewan. Seni ukir relief yang menghias Masjid, makam Islam berupa suluran tumbuh-tumbuhan namun terjadi pula Sinkretisme (hasil perpaduan dua aliran seni logam), agar didapat keserasian, misalnya ragam hias pada gambar 3 ditengah ragam hias suluran terdapat bentuk kera yang distilir .
3. Aksara dan Seni Sastra
Tersebarnya agama Islam ke Indonesia maka berpengaruh terhadap bidang aksara atau tulisan, yaitu masyarakat mulai mengenal tulisan Arab, bahkan berkembang tulisan Arab Melayu atau biasanya dikenal dengan istilah Arab gundul yaitu tulisan Arab yang dipakai untuk menuliskan bahasa Melayu tetapi tidak menggunakan tanda-tanda a, i, u seperti lazimnya tulisan Arab.
Di samping itu juga, huruf Arab berkembang menjadi seni kaligrafi yang banyak digunakan sebagai motif hiasan ataupun ukiran dan gambar wayang
Sedangkan dalam seni sastra yang berkembang pada awal periode Islam adalah seni sastra yang berasal dari perpaduan sastra pengaruh Hindu – Budha dan sastra Islam yang banyak mendapat pengaruh Persia.
Dengan demikian wujud akulturasi dalam seni sastra tersebut terlihat dari tulisan/aksara yang dipergunakan yaitu menggunakan huruf Arab Melayu (Arab Gundul) dan isi ceritanya juga ada yang mengambil hasil sastra yang berkembang pada jaman Hindu.
Bentuk seni sastra yang berkembang adalah:
1. Hikayat yaitu cerita atau dongeng yang berpangkal dari peristiwa atau tokoh sejarah. Hikayat ditulis dalam bentuk peristiwa atau tokoh sejarah. Hikayat ditulis dalam bentuk gancaran (karangan bebas atau prosa). Contoh hikayat yang terkenal yaitu Hikayat 1001 Malam, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Pandawa Lima (Hindu), Hikayat Sri Rama (Hindu).
2. Babad adalah kisah rekaan pujangga keraton sering dianggap sebagai peristiwa sejarah contohnya Babad Tanah Jawi (Jawa Kuno), Babad Cirebon.
3. Suluk adalah kitab yang membentangkan soal-soal tasawwuf contohnya Suluk Sukarsa, Suluk Wijil, Suluk Malang Sumirang dan sebagainya.
4. Primbon adalah hasil sastra yang sangat dekat dengan Suluk karena berbentuk kitab yang berisi ramalan-ramalan, keajaiban dan penentuan hari baik/buruk.
Bentuk seni sastra tersebut di atas, banyak berkembang di Melayu dan Pulau Jawa. Dari penjelasan tersebut, apakah Anda sudah memahami, kalau sudah paham silahkan diskusikan dengan teman-teman Anda, untuk mencari contoh bentuk seni sastra, seperti yang tersebut di atas yang terdapat di daerah Anda. Selanjutnya simaklah uraian materi wujud akulturasi berikutnya.
4. Seni pertunjukan, misalnya saja Sekaten dan Wayang
Sekaten atau upacara Sekaten (berasal dari kata Syahadatain atau dua kalimat syahadat) adalah acara peringatan ulang tahun nabi Muhammad s.a.w. yang diadakan pada tiap tanggal 5 bulan Jawa Mulud (Rabiul awal tahun Hijrah) di alun-alun utara Surakarta dan Yogyakarta. Upacara ini dulunya dipakai oleh Sultan Hamengkubuwana I, pendiri keraton Yogyakarta untuk mengundang masyarakat mengikuti dan memeluk agama Islam.
Pada hari pertama, upacara diawali saat malam hari dengan iring-iringan abdi Dalem (punggawa kraton) bersama-sama dengan dua set gamelan Jawa: Kyai Nogowilogo dan Kyai Gunturmadu. Iring-iringan ini bermula dari pendopo Ponconiti menuju masjid Agung di alun-alun utara dengan dikawal oleh prajurit Kraton. Kyai Nogowilogo akan menempati sisi utara dari masjid Agung, sementara Kyai Gunturmadu akan berada di Pagongan sebelah selatan masjid. Kedua set gamelan ini akan dimainkan secara bersamaan sampai dengan tanggal 11 bulan Mulud selama 7 hari berturut-turut. Pada malam hari terakhir, kedua gamelan ini akan dibawa pulang ke dalam Kraton.
Wayang adalah seni pertunjukkan asli Indonesia yang berkembang pesat di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan ini juga populer di beberapa daerah seperti Sumatera dan Semenanjung Malaya juga memiliki beberapa budaya wayang yang terpengaruh oleh kebudayaan Jawa dan Hindu.
contoh sekaten :
contoh wayang :
5. Sistem kalender
Pada masa Sultan Agung (Raja Mataram) terjadi akulturasi antara kalender Hijriyah dengan Saka. Kalender tersebut berlaku tanggal 8 Juli 1633 atau tanggal 1 suro 1555 (1 Muharram = 1403 Hijriyah) untuk kemudian disebut tahun jawa.
No comments:
Post a Comment